Jumat, 16 Maret 2012

terjerat

merenung dalam kesunyian selama 73 jam tanpa memejamkan mata. aku sengaja duduk dengan kaki tak bertumpu dan menegakan badan serta menikmati betapa asiknya udara memasuki hidung menuju paru- paru dengan menyadarkan pikiran. satu sampai tiga jam pertama memang berat aku rasakan untuk mengikuti alurnya, tapi setelah itu aku malah terbuai dan ingin terus melanjutkan semampuku. di jam ke duabelas, aku ingat betul karena aku coba menyadarkan pikiranku, melintaslah bayangan yang tak berwujud, akupun masih tenang, aku anggap itu adalah r
refleksi diri yang masih wajar aku rasakan. bayangan itu  terus ada di hadapanku seperti membayangi, dia ikut duduk seperti aku tepat di hadapan dengan  jarak dua meter saja. benda itu terkadang hilang sesaat lalu muncul lagi sampai beberapa jam berlalu, dan aku masih tenang.peranjat,
pikiran ku yang sadar makin melayang dan terbesit beberapa fikiran yang baik maupun buruk, bahkan beberapakali aku mendapat petunjuk yang entah itu baik apa buruk. suatu saat tidak di ketahui jam nya tiba- tiba dalam bayangan aku harus menabrak bos aku, aku masih tenang menyikapinya. aku mencoba membaca atau mengkaji ulang maksud bayangan itu, dan aku tenang kembali. tapi yang lebih mengejutkan dan yang buat aku terperanjat adalah ketika bayangan itu menggambarkan bahwa bos akulah yang menabrak aku hingga darahku berceceran dimana- mana... aku melihat semua itu mengerikan, telinga aku tak bisa ku kuasai matakupun sama. hingga aku memutuskan untuk berhenti dan mengevaluasi semua bayangan yang telah di dapat. 73 jam itulah yang sehingga memutuskan aku untuk hengkang dari bekerja dengan sitem kapitalis modern. dari situ pula aku ingin berdikari seperti yang telah di anjurkan bapak proklamator Ir Soekarno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar